Rabu, 31 Oktober 2007

sebuah photo lama


ini photo aku waktu masih sma kelas satu. ini photo di kartu pelajar yang aku scan untuk kemarin. aku baru sadar sekarang ternyata udah terjadi banyak banget perubahan dalam diriku ini, mulai dari penampilan rambut sampai bentuk face yang sudah amburadul ini...he he...tapi kita memang harus tetap bersukur dengan diri yang berubah ini dan berharap dengan banyak bersukur maka pasti akan datang nikmat nikmat yang lain.....ok setuju..aku cuman bisa mengajak dan mengingatkan belajarlah untuk selalu bersukur karena pelajaran yang paling sulit yang pernah aku jalani adalah pelajaran tentang bersukur...he he he

Rabu, 24 Oktober 2007

Alternatif Belanja Murah di Yogya


Alternatif Belanja Murah di Yogya
Hari pertama Pasar Rakyat ‘Jogja Bangkit Fair 2007’ digelar di Alun-alun Sewandanan Puro Pakualaman, langsung mendapat respons dari masyarakat.
Mereka datang untuk berbelanja dengan harga murah. Event bazaar ini telah menjadi alternatif baru bagi masyarakat yang hendak berbelanja untuk menyongsong Idul Fitri 1428 H.

Pada pembukaan bazaar, Sri Paku Alam IX menyatakan rasa syukurnya karena Puro Pakualaman dapat dipakai untuk kegiatan sosial bagi kepentingan masyarakat banyak. Menurutnya, sejak dulu, Kadipaten Pakualaman mempunyai komitmen untuk memberi kontribusi bagi kesejahteraan rakyat.

Salah seorang penasihat panitia, Drs Sudomo Sunaryo, Pasar Rakyat kali ini tergolong istimewa karena diadakan di sebuah pusat kebudayaan dan sejarah Yogyakarta. Hal itu menunjukkan komitmen Pakualaman terhadap kesejahteraan rakyat banyak.

Menurut project officer, Maartvi Jati Prastowo, Pasar Rakyat ini mendapat respons positif dari para UKM. Banyaknya stand yang tampil memberikan alternatif untuk berbelanja murah. Tempat yang strategis dan sejuk pada siang hari membuat suasana belanja mengasyikkan. Pemutaran film Islam di malam hari memberikan alternatif hiburan murah yang berdampak positif bagi masyarakat. (Ben)-f

sumber : Kedaulatan Rakyat Online

Bocah Pemenang Lomba Desain Perangko PBB


Bryan Jevoncia, Bocah Pemenang Lomba Desain Perangko PBB

Sungguh bahagia hati Bryan Jevoncia. Anak berumur 6,5 tahun ini berkesempatan bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono di Kantor President, Selasa (23/10) sore. Bryan Jevoncia bukan sembarang anak. Bocah kelahiran Pontianak, 16 Desember 2000, siswa Kelas II Sekolah Dasar (SD) Suster di Pontianak, Kalimantan Barat, tersebut meraih Juara Pertama desain perangko PBB pada tahun 2007.

"Bryan adalah satu dari enam orang anak yang memenangkan lomba lukis desain prangko ini," kata Andi Mallarangeng kepada wartawan usai mendampingi Presiden SBY. "Dia berhasil mengalahkan 12.000 peserta dari 124 negara di dunia. Berkat kemenangannya ini, Bryan diundang ke New York untuk menerima penghargaan dan bisa bertemu langsung dengan Sekjen PBB Ban Ki-moon. Bayangkan, anak umur 6,5 tahun bisa bertemu dengan Sekjen PBB, sementara saya baru-baru ini bisa bertemu dengan beliau," canda Andi.

Menurut Andi, Presiden SBY mengetahui berita kemenangan Bryan lewat media massa. "Ketika Presiden SBY tahu bahwa salah satu keinginan Bryan setelah memenangkan kompetisi tersebut adalah bertemu dengan Presiden, maka SBY pun mengundang Bryan dan keluarganya untuk datang ke Istana," tutur Andi.

Saat bertemu dengan Presiden SBY, Bryan menunjukkan sertifikat yang diperolehnya dan foto lukisan Bryan yang kini terpajang di New York. Kepada Presiden, Bryan menceritakan bahwa lukisannya yang memenangkan perlombaan tersebut mengusung tema “We Can End Proverty”. Lukisan yang menggunakan krayon ini menggambarkan seorang ibu tengah menjahit dibantu sejumlah anaknya baik laki-laki maupun perempuan. Sisa-sisa kain hasil jahitan yang tidak digunakan, dapat dirancang beragam kerajinan menarik oleh anak-anak, seperti bunga maupun boneka.

Desain Bryan terinspirasi oleh kisah ibunya yang berprofesi sebagai tukang jahit baju untuk dituangkan dalam selembar kertas ukuran A4. Desainnya mengilustrasikan kemiskinan di dalam keluarga bisa diatasi, jika anggotanya saling gotong royong dan saling membantu.

"Senang bisa bertemu dengan Presiden," kata Bryan ketika ditanya tentang perasaannya setelah bertemu SBY. "Presiden ngasih beasiswa, tas sekolah, dan jam supaya nggak terlambat ke sekolah," ujar Bryan dengan gaya anak-anaknya yang lugu. Kepada wartawan, Bryan bercerita bahwa ia mengetahui kompetisi menggambar PBB ini dari internet. Kemudian mulailah ia membuat lukisan yang hanya memakan waktu satu minggu untuk mengerjakannya. Ketika ditanya apa cita-citanya, dengan tegas bocah bungsu dari empat bersaudara itu menjawab, "Insinyur," katanya.

Dengan keberhasilannya menyisihkan ribuan peserta di tingkat internasional "Children Art Competition" usia 6 - 15 tahun dari seluruh dunia, Bryan diundang ke Markas Besar PBB di New York, bertepatan dengan peringatan hari internasional "Education for Poverty" pada 17 Oktober 2007. Pemberian penghargaan tersebut diselenggarakan di sebuah taman yang letaknya dekat dengan gedung PBB dan dihadiri oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon serta Wakil Tetap RI di PBB Marty Natalegawa.

Dalam kunjungannya ke Kantor Presiden, Bryan didampingi oleh sang Ayah Bong Jauw Song, sang Ibu Rosina Fardimin, kakak lelaki Ramon Renardho, kakak perempuan Vita Felicia serta Ellen Claresta dan Kepala SD Swasta Suster Pontianak Rosa de Lima. Turut mendampingi Presiden untuk bertemu dengan Bryan, antara lain, Menkominfo M. Nuh, Menbudpar Jero Wacik serta dua Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng dan Dino Patti Djalal.

Sumber:
http://www.presidensby.info